Kesan dipenghujung ramadhan kali ini ialah, saya mempelajari suatu makna filosofis bahwa ramdhan itu ibarat  embun,suci dan  mensucikan,begitulah ramadhan mengubah manusia dari makhluk biasa menjadi makhluk taqwa

In The End

Tiap yang salah pasti terampuni,tiap yang mendekat terobati,tiap yang merindu dicintai.inilah bulan yang mengumpulkan keluarga,yang menyambungkan pertalian saudara,bulan yang menghidupkan jiwa. Yang nantinya outputnya adalah keiklasan hati. Ikhlas sebagai wujud kepasrahan total. Karena itu wujud dari keikhlasan adalah kebahagiaan. Dan kebahagiaan yang paling besar adalah yang di rasakan oleh orang yang merasa bahagia saat melewati kemenangan setelah ramadhan.

Hanya doa special dibawah ini yang sanggup saya ucapkan di dalam hati saya :

Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan kembali.
Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya.

Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami. Rukunkan antar hati kami.
Tunjuki kami jalan keselamatan.
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang.
Jadikan kumpulan kami jama’ah orang muda yang menghormati orang tua.
Dan jama’ah orang tua yang menyayangi orang muda.
Jangan Engkau tanamkan di hati kami
kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman.
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan,
pengkhianatan dan kedengkian

Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar.
Wahai yang menyambung segala yang patah.
Wahai yang menemani semua yang tersendiri.
Wahai pengaman segala yang takut.
Wahai penguat segala yang lemah.
Mudah bagimu memudahkan segala yang susah.
Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran.
Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak.
Engkau Maha Tahu dan melihatnya.

Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu.
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu.
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur.
Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus.
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami.
Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami,
Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami
Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara.
Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana pada kami.
“ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih”

Ya ALLAH, kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu.
Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu.
Berlaku pasti atas kami hukum-Mu. Adil pasti atas kami keputusan-Mu.
Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu. Dengan semua nama yang jadi milik-Mu.
Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu.
Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu.
Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu.
Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib.

Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur’an yang agung
sebagai musim bunga hati kami.
Cahaya hati kami.
Pelipur sedih dan duka kami.
Pencerah mata kami.

in the end

And the Ramadhan is over tonite. It is a sad departure, not only for me but for most moslem in the world who celebrate that holy and great month of Islam.

Tomorrow is Eid Fitr, where we are gratefu for completed a whole month fasting. Shortly afteward, life is back to business as usual. This is exactly why I’m so sad that Ramadhan leaves us.

In the upcoming days, work will commence again, and we do exactly the same thing again over the years, sometimes life is so dull and bored.

This is the reason why we all taught to achieve improvement every single day, to avoid the same mistake but most importantly, to avoid life become only a pathetic matter of repetitive acts.

Accordingly God, bless me with your wisdom and courage, enabling me to reach this particular destination in life, where the journey thereof will restart again, but with a bigger new ship and lovely crew, cruising new uncharted ocean.

Hope I will meet another Ramadhan next year and had some significant progress. Amin.