Suatu ketika dosen saya pernah bercerita ringan untuk momotivasi, katanya ada seseorang yang datang kepada dalai lama dan menanyakan, “pak dalai lama apakah yang menjadi rahasia dari kebahagiaan itu ?” maka jawabannya menjadi sangat singkat. Dalai lama bilang, “makanlah dengan nikmat, tidurlah dengan nyenyak.”
menurut saya begitu sederhananya kata-kata ini – ‘makanlah dengan enak, tidurlah dengan nyenyak’ – namun ternyata tidak sesederhana perwujudannya. Apakah demikian sulit sehingga yang sederhana ini tidak bisa diwujudkan ? Apakah kita – khususnya yang hidup di kota – begitu ‘complicated’ ? Begitu susahkah hidup ini ? Begitu penuh perjuangan-kah ? Atau begitu banyak persaingan ? Sehingga susah untuk dapat menikmati hal yang serderhana ini – makan yang enak dan tidur yang nyenyak ?
Namun di sisi lain kalo saya lebih menyadarinya lagi bahwa kebaikan diri kita adalah kunci menjaga diri dengan kedamaian kita sendiri. Bagaimana kita belajar melepaskan harapan kita akan balasan dari orang lain ketika kita melakukan kebaikan-kebaikan untuk orang lain atau ketika kita menolong orang lain. Kata dalai lama, “kamu berbuat baik lalu buanglah ke dalam sumur.” maksudnya setelah kita berbuat baik, lupakan kebaikan itu. Dan jangan mengharapkan balasan.
Hati kita harus bisa menjadi “kaya” dengan tidak terlalu mengharap. Karena keikhlasan kita pada kehidupan ini yang akan membuat kita lebih dekat pada keheningan dan kebahagiaan yang benar-benar dapat kita rasakan pada kehidupan ini.
Tentunya saya yakin setiap orang selalu punya ambisi, selalu punya kemauan, selalu punya perasaan yang keras tentang penyesalan, tentang kemarahan, tentang kekecawaan. Hal tersebut wajar. Rasakanlah kemarahan itu, rasakan kekecewaan itu. Tapi ada juga waktu untuk belajar melepaskan sesuatu. Melepaskan semua perasaan yang terlalu membelenggu kita dengan belajar menikmati kehidupan dengan hanya berbuat kebaikan.
Tidurlah yang nyenyak, makanlah yang nikmat. Dan nikmatilah hari demi hari penuh dengan kedamaian kita sendiri.
Dan faktor yang juga penting adalah kita bisa banyak berbagi kepada orang lain. Dasar dari berbagi ini adalah saling mengisi. Kegiatan ini membuat kita menjadi lebih kaya informasi, lebih pandai, tanpa kita sendiri menjadi rugi atau dirugikan.
Begini analoginya, kalau anda punya uang 1 lembar 100 ribuan dan saya punya uang 10 lembar 10 ribuan, jadi nilai keduanya juga sama 100 ribu. Lalu anda tukar uang anda dengan saya, maka saya sekarang mempunyai 1 lembar 100 ribuan dan anda punya 10 lembar 10 ribuan. Tapi nilainya tetap sama, anda tetap punya uang 100 ribu dan saya tetap punya uang 100 ribu juga.
Tapi kalau anda punya 1 ide yang menarik, saya juga punya 1 ide yang menarik dan kita saling tukar ide, maka anda sekarang mempunyai 2 ide. Saya juga mempunyai 2 ide. Nah ini yang menarik tentang pengetahuan, informasi, atau ide. Karena saling tukar ide ini kita akan menjadi lebih kaya ide, karena kalau kita memberikan ide kita, berapa kali sekalipun, tetap kita masih memilikinya.
Sewaktu kuliah dulu sering teman2 saya minta materi kuliah yang saua punya . Contoh2 tugas maupun bahan pekerjaan dari apa yang saya kerjakan . Juga banyak orang yang sering minta ide atau tanya-tanya ke saya. Saya juga banyak mengirim file-file pembelajaran atau sekedar tutorial sederhana yang saya buat hanya untuk sekedar share apa yang saya bisa kepada orang lain.
Melihat ini sering teman lain bertanya, “her, ilmu maupun pengetahuan2 itu diberikan ke orang-orang apa kamu tidak rugi ? Saya bilang, “tidak.” karena yang saya berikan itu tetap saya miliki dan tak berkurang sedikitpun. Selain itu hal ini membuat orang lain semakin mau juga berbagi dengan saya. Sehingga saya merasa selalu menjadi lebih kaya. Cara inilah yang baik dalam memberi sesuatu dan menerima sesuatu. Dan satu hal yang paling yang pernah saya pelajari dari guru saya “ jangan pernah mengkomersilkan ilmu, bagilah ilmu itu kepada banyak orang lain, agar tuhan semakin membuat kita lebih banyak belajar”.
Jangan pernah membayangkan hidup kita masa depan yang masih lima belas tahun ke depan. Tetapi cobalah untuk memberikan yang maksimal untuk menghasilkan yang terbaik hanya pada hari ini saja. Begitu pula hari esok, minggu depan dan tahun depan.
Dan saya jadi keinget satu quote dari martin luther king yang juga menjadi quote favorit saya “jika kau tidak bisa terbang berlarilah, jika kau tidak bisa berlari, berjalanlah, jika kau tidak bisa berjalan, merangkaklah, bagaimanapun juga teruslah bergerak”. Yah, kehidupan itu terus dan harus bergerak, keep moving on till we die…
Yah, pada akhirnya saya hanya menyimpulkan kalo kehidupan adalah sebuah keseimbangan antara kenikmatan dan penderitaan, inilah yang memperkaya kazanah kehidupan kita. Selamat menghargai kesengsaraan anda, karena disanalah akan anda temui kenikmatan yang lebih.
Dahrun Marada said:
Hidup iklash itu bagaikan air sungai yang mengalir yang membawa semua kotoran dan sampah ke laut. Sehingga setiap saat sungai itu bersih dan jernih kembali. Kita juga hidup demikian.
hanyanulis said:
Hmmm..saya suka komen yang satu ini, kata2 filosofis dan penuh makna 🙂
fitr4y said:
akan qu hargai kesengsaraan ku …
salam 🙂
hanyanulis said:
ya, kesengsaraan itu obat mujarab untuk bersyukur bahwa tuhan menciptakan siklus hidup ini dengan keseimbangan yang sempurna-
atikah said:
Kata-katanya menenangkan, dengan bahasa yang enak dibaca. Setiap kata yang tertulis seperti memberi makna tersendiri.
Jadi ingat sebuah kalimat “kebahagiaan kita yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain”. Ikhlas dalam berbuat……..
hanyanulis said:
Yup, bener sekali mbak..intoinya hidup ini adalah apa yang bisa kita share dan kita bagi buat orang lain, karena disiyulah kita menemui makna dan point penting untuk apa kita hidup
Denuzz BURUNG HANTU said:
Ilmu adalah harta yang kita miliki, tapi sifatnya tidak seperti harta riil yang berkurang bila diberikan pada orang lain. Ilmu adalah harta yang akan bertambah seiring semain banyaknya ilmu yang kita berikan untuk orang lain. 😀
Tetap berbagi, karena berbagi itu indah. 🙂
Salam sayang dari BURUNG HANTU… Cuit… Cuit… Cuit…
hanyanulis said:
berbagi dan berbagi, itulah yang seharusnya menjadi teladan kita untuk orangh2 sekitar kita y mbak…karena dengan berbagi kita lebih bisa menamkan cinta kasih, rasa persaudraan dan persahabatan dengan berbagai macam orang
SITI FATIMAH AHMAD said:
Assalaamu’alaikum sahabat Hanya Nulis
Alhamdulillah, saya kembali bertemu blog saudara setelah sekian lama tidak bersapa di maya. Blog lama saya sudah tiada dan kini berkongsi ilmu di blog baru.
Semoga silaturahmi ini akan kembali terjalin untuk manfaat ilmu dan hikmah.
Salam mesra dari Sarikei, Sarawak. 😀
hanyanulis said:
walaikumsalam wr wb
…..senang rasanya bisa saling bertemu sapa dan bertilaturahmi kembali…salam hormat….
wiektyas said:
Wah udah lama gk mampir ke sini, hehe..
Keikhlasan hidup ya? berarti ridho menerima segala hal yang telah digariskan untuk kita.. tentu saja setelah kita berusaha melakukan yang terbaik dan berdoa agar IA memberikan yang terbaik bagi kita. Selanjutnya kita ikhlas menerima ketentuanNya.. :p
Go with the flow, enjoy the process of life..
hanyanulis said:
enjoy the process of life..”..saya setuju dengan pernyataan itu, hidup ini selalu berpacu dengan waktu, dan waktu itu tak bisa kembali dan di nilai dengan uang atau materi, selagi ada waktu, so apa salahnya menikmati hidup ini meskipun dengan car ayang snagt sederhana
dsusetyo said:
Siapa yang berbagi ilmu memang tidak pernah rugi, selama ia ikhlas. Sudah pasti ilmunya akan bertambah dan ia makin paham.
Kalau kita mengerti bagaimana membuat sebuah blog, lalu kita ajarkan kepada siapa yang bertanya maka kita makin semakin mahir, karena ketika kita menjelaskan itu berarti kita sudah dua kali mempelajari cara membuat blog, belum lagi jika ada pertanyaan2 baru yang makin memperkaya ilmu kita. Dan pengetahuan dan kefahaman itu akan semakin bertambah semakin sering kita berbagi ilmu tersebut.
hanyanulis said:
Hmmmm..sepertinya pak setyo sudah banyak pengalaman dan “ilmunya” dalam topik diatas….saya suka koemnnya pak
fitrimelinda said:
salah satu kunci hidup bahagia adalah jangan pernah memikirkan hari esok yg belom tentu datang..dengan ikhlas pasti hidup akan semakin indah dan bahagia..
hanyanulis said:
iklas itu esensinya hidup kan mbak, dan ilmunya ikhlas itu ada dalam kesabaran dan kesyukuran dalam berbagai hal…Tuhan memang luar biasa menciptakan semua hal dalam hidup kita terlalu sia2 untuk dilewatkan begitu saja
gak kuliah gak kiamat said:
salam kenal aja mas 🙂
hanyanulis said:
Salam kenal juga pak..makasih udah mampir di sini
Cahya said:
Selama manusia menempatkan harapan di antara dirinya dan realita, ia tidak akan pernah menjadi sederhana 🙂 – dan jika maupun ikhlas, maka rasanya seperti menelan air ludah saja.
hanyanulis said:
harapan itu seperti passion yang bisa saya analogikan kayak bahan bakarnya kehidupan pak….hidup ini tak akan berarti jika kita tak punya harapan untuk prospek yang lebih baik
Cahya said:
Jika orang menjadi realita dan kehidupan itu sendiri, ia tidak memerlukan bahan bakar lagi untuk hidup.
Jika cahaya adalah sebuah realita, ia tidak akan memerlukan cahaya lain untuk menjadikannya cahaya – sehingga di sana ada kesederhanaan dan kepolosan yang sesungguhnya :).
hanyanulis said:
Namun yang menjadi pertanyaan, banyak dari kita yang seakan nggak realistis ketika di hadapkan banyak masalah yang sebenarnya subtansinya adalah hal yang simple…dan yang lebih menggelikan, kita juga terkadang tak bisa menampilkan sikap yang sederhana dan ke-apa-adaan, sebagaimana mestinya..ya, setiap orang merupakan cermin dari perilaku kita, “isi” apapun yang kita keluarkan, toh ending dan impactnya juga bakal kembali lagi ke kita juga kan pak
fachri said:
Assalamu’alaikum.
Indahnya memaknai hidup sebagai manusia, hamba Allah yg sadar akan keberadaan dirinya di dunia hanya untuk mentaati perintah-Nya, menjalankan hidup yg penuh cerita..
Salam kenal, terimakasih sudah mampir di blog sederhanaku..
hanyanulis said:
Walaikumsalam….hidup ini merupakan anuegerah yang begitu berarti, jadi terlalu percuma jika hidup kita di jadikan hanya biasa2 saja dan tak ada hal besar yang dapat memacu kebermaknaan diri kita bagi banyak orang
jumialely said:
menikmati hidup harus penuh ke ikhlasan, agar tarasa nyaman dan tidurpun bisa nyenyak tanpa beban yang membelenggu
salam sayang untuk sahabat
hanyanulis said:
Yup, kesederhaan itu melatih kita pada keiklasan dan kesyukuran diri pada segala hal yang Tuhan beri pada kita
rime said:
betul… ilmu itu semakin kita bagi-bagi, semakin kaya kita 🙂
hanyanulis said:
semakin kita berilmu, semakin kita dicintai Tuhan, tentunya kalo ilmu itu malah menjadikan kita manusia yang lebih bijak dan berjiwa sosial tinggi pada orang lain
lyna riyanto said:
Ilmu jika dibagi kepada orang lain maka ilmu itu akan berkembang dan bertambah
Dan Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan.
hanyanulis said:
Memang seperti itu kenyataannya ya mbak, ilmu itu diciptakan Tuhan untuk memuliakan taraf kehidupan dan kualitas pemahaman diri kita untuk lebih baik dalam memandang suma masalah menurut hal yang proporsional dan realistis
orange float said:
suka sekali sama postingannya, mencerahkan 🙂
hanyanulis said:
Terima kasih mbak atas kunjungannya dan tentunya juga apresiasinya 🙂
info[dot]com said:
sepertinya aku harus banyak belajar untuk ikhlas dalam hidup ini…
makasih…artikelnya mencerahkan,
salam kenal, mampir yah?
hanyanulis said:
Salam kenal juga, thank atas kunjungannya
maucokelat said:
makan enak…. tidur nyenyak… mariii 😀
hanyanulis said:
Yukkkk…mareee 🙂
Vany said:
Life is beautiful when we see it that way ya, dik..
I try to accept all the things just the way they are although I know that life is full of rejection… 🙂
hanyanulis said:
ia mbak, seringkali kita kadang kita membenci apa yang justru sebenarnya terbaik buat kita. Tuhan lebih tau apa yang kita butuhkan dari pada hanya sekedar apa yang kita inginkan 🙂